Rabu, 02 September 2009

4 September....

TINGGAL beberapa jam lagi menuju 4 September. Sebelum dua tahun lalu, tanggal ini sama sekali tidak punya arti apa-apa bagiku. Aku memposisikannya seperti tanggal-tanggal lainnya. Tapi semua berubah sejak dua tahun lalu.

Pukul 08.13 pagi, 4 September, dua tahun lalu, bayi mungil terlahir ke dunia. Aku dan Dee tersenyum menyambutnya. Dan, bayi mungil itu, dua tahun lalu, kami beri nama Luqmaan.

Kini, ia sudah dua tahun kurang satu hari. Besok, Luqmaan akan berulang tahun. Aku dan Dee sepakat untuk tidak merayakan. Kami ingin memberikan Luqmaan sebuah sudut pandang yang berbeda, bahwa ulang tahun bukanlah sesuatu yang identik dengan pesta, tawa, dan konsumerisme.

Maka, besok, tidak akan ada balon serta kue tart dengan lilin angka dua di rumah kecil kami. Aku dan Dee menginginkan agar, di hari kelahirannya, Luqmaan akan memberi, bukan meminta. Kata orang tua, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah; memberi akan lebih baik dari pada meminta.

TIGA HARI YANG LALU, suhu badan Luqmaan naik. Ia jadi rewel. Sampai semalam, ia tetap rewel. Aku sedih melihat Luqmaan. Tadi pagi, kuajaknya naik sepeda motor, memakai jaket tebal, kami berhenti di depan sebuah sekolah dasar. Luqmaan kubelikan mainan pesawat plastik, kecil, mungil, lucu. Harganya pun sederhana, cuma dua ribu rupiah. Luqmaan pun tersenyum, dan kuantar pulang. Setelah itu aku pergi kerja.

Bahwa kemudian, kebahagian Luqmaan ternyata berlangsung dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Dengan sebuah pesawat, dia akan tersenyum, tertawa, dan pulang serta berceloteh kepada ibu dan adiknya. Ia akan lalu beberapa jam setelah itu dengan tetap ceria.

Aku kadang iri dengan definisi kebahagiaan yang keluar dari jiwa anak-anak kecil. Dan kepada Luqmaan, sebenarnya aku tengah belajar, belajar memandang hidup dan menemukan arti kebahagiaan...


Selamat ulang tahun yang kedua, Nak.....
dari Aku, Dee dan Raihaanah....

Tidak ada komentar: