Sabtu, 26 September 2009

Setelah 30 Tahun Berlalu....

SEBUAH PERJALANAN DALAM TIGA DEKADE menjadi teramat panjang. Begitu banyak kisah telah terlewati, dan begitu banyak yang harus dicatat serta diperbaiki. 26 September 2009 hari ini, genap sudah perjalanan tiga dekade itu.

Masih ada sejumlah pertanyaan yang menuntut jawaban. Hidup mungkin adalah sekumpulan pertanyaan kecil yang butuh jawaban besar; juga sekumpulan pertanyaan dalam kalimat-kalimat pendek yang menuntut jawaban baralinea.

Setelah 30 tahun itu, tadi pagi, aku ditemani Luqmaan, Kanissa, dan Dee. Kami bercerita dan tertawa. Luqmaan mengoceh, Kanissa mendengarkan setengah tidak peduli, dan Dee, begitu sabar untuk mengamati kami.

Di 30 tahun ini, tadi pagi, aku kehilangan matahari. Padahal, 30 tahun yang lalu, mentari pagi yang menyambutku. Aku selalu menikmati kisah-kisah orang-iorang yang mengehar pagi, sebab dalam banyak perjalananku, aku sering kehilangan itu.

Agaknya, memang sudah banyak yang harus dipikirkan dan direnungkan ulang. Juga sekaligus memantapkan pilihan. 30 tahun hidup dan mengamati, aku pikir sudah cukup masa untuk melihat dan meski belum pernah cukup untuk mempelajari.

Di 30 tahun ini, aku hanya selalu ingin mengucapkan terima kasih tak terhingga pada semua.....terima kasih....

Rabu, 02 September 2009

4 September....

TINGGAL beberapa jam lagi menuju 4 September. Sebelum dua tahun lalu, tanggal ini sama sekali tidak punya arti apa-apa bagiku. Aku memposisikannya seperti tanggal-tanggal lainnya. Tapi semua berubah sejak dua tahun lalu.

Pukul 08.13 pagi, 4 September, dua tahun lalu, bayi mungil terlahir ke dunia. Aku dan Dee tersenyum menyambutnya. Dan, bayi mungil itu, dua tahun lalu, kami beri nama Luqmaan.

Kini, ia sudah dua tahun kurang satu hari. Besok, Luqmaan akan berulang tahun. Aku dan Dee sepakat untuk tidak merayakan. Kami ingin memberikan Luqmaan sebuah sudut pandang yang berbeda, bahwa ulang tahun bukanlah sesuatu yang identik dengan pesta, tawa, dan konsumerisme.

Maka, besok, tidak akan ada balon serta kue tart dengan lilin angka dua di rumah kecil kami. Aku dan Dee menginginkan agar, di hari kelahirannya, Luqmaan akan memberi, bukan meminta. Kata orang tua, tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah; memberi akan lebih baik dari pada meminta.

TIGA HARI YANG LALU, suhu badan Luqmaan naik. Ia jadi rewel. Sampai semalam, ia tetap rewel. Aku sedih melihat Luqmaan. Tadi pagi, kuajaknya naik sepeda motor, memakai jaket tebal, kami berhenti di depan sebuah sekolah dasar. Luqmaan kubelikan mainan pesawat plastik, kecil, mungil, lucu. Harganya pun sederhana, cuma dua ribu rupiah. Luqmaan pun tersenyum, dan kuantar pulang. Setelah itu aku pergi kerja.

Bahwa kemudian, kebahagian Luqmaan ternyata berlangsung dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Dengan sebuah pesawat, dia akan tersenyum, tertawa, dan pulang serta berceloteh kepada ibu dan adiknya. Ia akan lalu beberapa jam setelah itu dengan tetap ceria.

Aku kadang iri dengan definisi kebahagiaan yang keluar dari jiwa anak-anak kecil. Dan kepada Luqmaan, sebenarnya aku tengah belajar, belajar memandang hidup dan menemukan arti kebahagiaan...


Selamat ulang tahun yang kedua, Nak.....
dari Aku, Dee dan Raihaanah....